masjid agung solo

Masjid Agung Solo

Masjid Agung Solo dibangun oleh Pakubowono II 1763 Masehi. Masjid ini memiliki luas 19.180 m2. Masjid ini dikelilingi pagar tembok  yang tingginya 3,25 meter. Mesjid Agung Keraton Solo erat kaitannya dengan keraton Solo dan juga penyebaran Islam. Bangunan Masjid Agung berada di sebelah barat alun-alun Keraton dan lokasinya sangat dengan pasar Klewer. Dahulu kala, kubah mesjid ini dilapisi dengan emas murni yang beratnya 7,5 kg dan terdiri dari 192 keping uang ringgit emas. Namun, kini emasnya sudah tidak ada lagi, dikatakan pernah terjadi petir dan kubah hancur sehingga reruntuhannya ada yang diambil orang sebagian dan sebagian lagi hilang entah kemana. Melihat kebagian dalam Masjid Agung Keraton Solo, pertama kali kita akan menemukan ruangan serambi. Ruangan ini berupa bangunan terbuka yang memiliki 5 anak tangga. Ruangan serambi ini memiliki 40 tiang dari kayu yang berpenampang lintang bujur sangkar. Di dalam ruangan serambi ini ada 2 bedung dan 1 kentongan. Setelah itu kita akan menemukan ruang utama. Memasuki ruang utama kita bisa dari pintu mana saja, setidaknya ada 7 pintu masuk ke ruang utama yaitu 3 pintu di sisi utara, 3 pintu sisi selatan, dan 1 pintu ditengah. Sama dengan masjid lainnya Masjid Agung Solo jug punya mihrab dan mimbar. Setelah ruang utama barulah kita memasuki Pawestren, tempat ini adalah ruangan solat untuk wanita di dalam ruangan mesjid. Pawestren memiliki satu pintu yang menghubungkan ke serambi dan satu pintu lagi di sisi selatan untuk menuju ke tempat wudhu wanita. Selain itu ada juga menara Adzan yang berada di timur masjid. Kemudian ada Pagongan yang merupakan tempat khusus gamelan yang dimainkan pada upacara Sekaten.

Selain itu ada 7 buah makam yang berada di belakang mesjid. Enam makam ada di Selatan mihrab dan yang satu lagi ada di utara mihrab. Ada juga istiwak yang merupakan penentu waktu solat yang bentuknya seperti tugu pada bagian atasnya. Pada zaman dahulu pengurus mesjid harus merupakan abdi dalem keraton yang sebelumnya menuntut ilmu di Madrasah Mam Ba’ul Ulum yang letaknya di antara masjid dan pasar klewer. Namun kini  hanya kepala pengurusnya saja yang merupakan abdi dalem yang diberi gelar Tafsir Anom. Dan madrasahnya kini dikelola oleh Departemen Agama dan digunakan untuk umum. Hingga kini masjid Agung Keraton Solo masih menjadi pusat tradisi Islam di keraton Solo. Masjid ini masih sebagai tempat menyelenggarakan berbagai ritual seperti Sekaten, Maulud Nabi, dan lain sebagainya. WisataSolo.ID 0818186285 menyediakan aneka kebutuhan mobil anda di Solo dan sekitarnya.