kerbau bule kyai slamet

Kerbau Bule Kyai Slamet Keraton Solo

Kerbau bule Kyai Slamet Keraton Solo merupakan kerbau yang dianggap keramat dan disucikan. Kerbau ini bukan sembarang kerbau, kerbau ini merupakan salah satu pusaka penting di Keraton Kasunanan. Menurut kitab Babad Solo nenek moyang Kerbau Kyai Slamet merupakan kesayangan Sri Paku Buwono II. Kenapa diberi nama Kerbau Kyai Slamet?Nama Kyai Slamet berasal dari salah satu pusaka milik keraton. Pada jaman Pakubuwono ke-10,  ada tradisi membawa pusaka Kyai Slamet keliling tembok Kraton pada hari Selasa dan Jumat Kliwon. Saat itu, kerbau  selalu mengikuti di belakang  lalu dinamailah kerbau ini Kerbau Kyai Slamet. Kerbau kyai Slamet memiliki ciri khas warna putih kemerah-merahan, itu juga yang membuat kerbau tersebut dinamai kerbau bule.

Dahulu kala ketika Paku Buwono II mencari lokasi untuk Keraton yang baru sekitar tahun 1725 para leluhur kerbau tersebut dilepas dan perjalanannya di ikuti oleh para abdi dalem keraton, hingga akhirnya berhenti dan kemudian tempat pemberhentian tersebut yang kini menjadi lokasi Keraton Kasunanan.

Kirab pusaka dan kerbau ini sebenarnya berawal dari tradisi pada kerajaan Mataram, dikarenakan pusaka dan kerbau bule Kyai Slamet merupakan simbol keselamatan.  Pusaka dan kerbau bule Kyai Slamet ini diharapkan dapat memberi kekuatan pada masyarakat .

Untuk dapat melihat kawanan Kerbau Kyai Slamet kita  bisa datang tepat pada malam 1 sura menurut penanggalan Jawa atau tanggal 1 Muharram menurut kalender Islam. Hal ini dikarenakan pada malam ini  diadakan kirab. Ritual kirab ini biasanya berlangsung tengah malam ,  bila saatnya tiba kerbau itu sendiri akan berjalan dari kandangnya menuju keraton tanpa digiring. Nah peristiwa ini biasanya yang sangat ditunggu oleh para masyarakat kota Solo dan sekitarnya, mereka akan beramai-ramai berada di sekitar keraton dan di jalan-jalan yang akan dilalui proses kirab.  Kerbau-kerbau ini akan berada di barisan paling depan mengawal pusaka-pusaka keraton  yang di bawa oleh abdi dalem Keraton.  Masyarakat biasanya berjalan mengikuti proses kirab sambil berebut menyentuh bagian tubuh Kerbau bule tersebut. Tak hanya sampai disitu, mereka juga menunggu kerbau-kerbau ini  mengeluarkan kotorannya. Konon katanya  jika mereka mengambil kotoran tersebut mereka akan mendapatkan keberkahan, kesehatan, keselamatan, dan limpahan rezeki. Mari ke Solo bersama rental motor dan Mobil WisataSolo 0818186285 , dapatkan harga terbaik.