Desa Wirun produsen gamelan di Solo Raya menjadi salah satu desa wisata yang paling dikenal di Sukoharjo karena banyaknya potensi wisata yang dimiliki kawasan itu. Desa yang berada di Kecamatan Mojolaban itu pun memiliki akses yang mudah untuk dituju dari Kota Solo dan Karanganyar. Berjarak 6.5 kilometer di selatan Kota Solo, Desa Wirun menjadi lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan khususnya mancanegara untuk memesan gamelan. Salah satu potensi terbesar yang membuat Wirun dikenal secara global adalah pembuatan kerajinan gamelan oleh para warga desa. Panji Pamungkas adalah satu dari beberapa tempat produksi gamelan yang tersebar di kawasan sentra industri Desa Wirun , Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Bengkel produksi gamelan yang berada di pojok tenggara Desa Wirun itu adalah usaha milik pribadi dari Muhammad Sahli (48). Dibantu 25 pekerjanya yang bekerja enam hari dalam seminggu, Panji Pamungkas tidak pernah berhenti berproduksi sejak palu pertama kali diayunkan 20 tahun silam.
Sahli belajar memproduksi gamelan dengan bekerja pada seorang maestro gamelan di desanya sebelum akhirnya mendirikan bengkel produksinya sendiri. Tepat pada 14 April 1994 dirinya mendirikan usaha kerajinan gamelan yang diberi nama Panji Pamungkas dan kini telah berkembang dengan memiliki tiga bengkel dengan tiga perapian juga alat-alat tradisional hingga alat bermesin yang digunakan untuk membuat gamelan. Panji Pamungkas berada satu atap dengan rumah Sahli yang beralamat di Desa Wirun Mojolaban RT 01 RW 05, kawasan yang juga dikenal sebagai Desa Wirun produsen gamelan yang juga merupakan salah satu desa wisata di Solo Raya. Tiga perapian dan tiga bengkel yang tampak usang oleh jelaga pembakaran menjadi tempat pembuatan gamelan, mengerjakan pesanan-pesanan gamelan yang datang dari berbagai pelosok negeri bahkan penjuru dunia. Dari perapian dan bengkel itu juga Sahli mengaku pesanan tidak pernah sepi meskipun krisis menghantam ekonomi dan mempengaruhi harga bahan baku.
Bahan baku utama dari pembuatan satu set gamelan adalah Gongso atau campuran tembogo dan rejoso atau tembaga dan timah. Tembaga mudah didapatkan dari Pasar Besi Semanggi yang tak seberapa jauh dari rumahnya, sedangkan timah harus didatangkan dari Bangka. Untuk bagian rancakan (bagian penopang gamelan yang terbuat dari kayu) Sahli menggunakan kayu Nangka atau Jati tergantung dari permintaan pemesan. Satu set gamelan biasanya dihargai Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Harga itu bisa saja naik jika pemesan menginginkan bagian tertentu dibuat secara khusus seperti berat gamelan ditambah atau rancakan dibuat dengan kayu kualitas terbaik. Jika ada pesanan seperti itu maka harga satu set gamelan bisa naik hingga Rp 1 milyar. Selain harga bahan baku yang tinggi, proses lama serta ketelitian yang dibutuhkan dalam membuat alat musik tradisional itu menjadi penentu mahalnya harga gamelan. Sahli yang mendapatkan pengetahuannya dari bimbingan Reso Dakir, maestro pembuat gamelan di sentra industri gamelan Wirun, masih menyimpan keinginan untuk mengembangkan usahanya setelah 20 tahun berjalan. Sahli menuturkan usahanya ini tidak perlu upaya marketing atau pemasaran yang neko–neko, karena gamelam itu sendiri sudah terkenal di seantero dunia. Pesanan datang sikih berganti walaupun saat dalam kondisi terberat sekalipun. Anda berminat untuk memesan gamelan satu set, anda bisa langsung menuju ke Desa Wirun produsen gamelan terbesar di Solo Raya. Mari ke Solo bersama rental Mobil WisataSolo dan Rental Motor 0818186285 dan dapatkan harga terbaik . Di Solo anda juga bisa mengunjungi makam presiden ke 2 Indonesia, yang berada di astana giribangun Karanganyar, bila anda penggemar seni tradisional seperti Wayang, anda akan dapat dengan mudah berkunjung ke Desa Wisata Wayang Kepuhsari Wonogiri sebagai pusat penghasil wayang kulit di Solo Raya.