Indonesia terkenal dengan kebiasaan orang-orangnya menyantap kerupuk, bagi sebagian orang tak lengkap rasanya jika menikmati makanan tanpa ditemani si renyah ini. Ibarat sudah mendarah daging, beberapa daerah di Indonesia menjadikan kerupuk sebagai oleh-oleh wajib khas kota mereka. Contohnya saja seperti di Palembang ada kerupuk kemplang yang cara memasaknya bukan dengan digireng dalam minyak panas, namun dijerang didekat bara api. Kemplang yang dijepit dengan bambu akan mengambang dan renyah. Di Solo sendiri juga punya kerupuk khas yang terbuat dari nasi. Keurupuk khas dari Solo disebut karak Solo.
Menurut asal-usulnya karak di Solo ini mulai diciptakan pada masa pendudukan Jepang. Di daerah Pajang, khususnya desa Bratan dikenal sebagai sentra pembuatan karak Solo. Salah satu pengusaha karak yang namanya paling tersohor diantara yang lainnya adalah karak Mbah Sastro. Mbah Sastro inilah yang juga yang mencetuskan ide pembuatan karak pertama kali. Sekitar tahun 1940-an di wilayah dusun Bratan ini banyak sekali nasi sisa, Mbah Sastro kemudian memutar otak membuat olahan dari nasi sisa ini agar tidak terbuang atau hanya sekedar menjadi pakan ternak saja mengingat saat itu, pada masa pendudukan Jepang makanan pokok sulit didapatkan. Akhirnya terciptalah adonan karak Solo yang berasal dari nasi tumpuk yang dibumbui dengan rempah agar rassnya gurih. Agar teksturnya mudah dibentuk adonan dicampur dengan tepung kanji. Karak yang asli Solo adalah yang tidak menggunakan bleng atau belakangan diketahui bahwa bahan inilah yang disebut boraks. Karena popularitas karak yang semakin banyak peminatnya saja yang kemudian timbul akal pengusaha nakal untuk menggunakan bleng ini. Saat ini sebagian besar penduduk dusun Bratan menjadi pengusaha karak. Karak saat ini berinovasi bukan hanya dari segi bentuk, namun juga komposisi. Saat ini sudah ada karak yang terbuat dari nasi merah yang tentunya akan menghasilkan karak yang lebih sehat. Karak juga menjadi pelengkap dalam sajian Cabuk Rambak. Cabuk Rambak adalah kuliner khas Solo yang mulai langka, namun kita masih dapat menjumpai penjualnya di Pasar Gedhe. Cabuk Rambak juga termasuk dalam daftar kuliner wajib coba saat bertandang ke kota Solo. Jangan lupa membeli karak Bratan yang khas saat berkunjung ke kota Solo. Harganya sangat terjangkau. Satu kilogram karak mentah dijual dengan harga Rp.44.000,- sedangkan harga karak matang perkilonya selisih 10 ribu yakni Rp.54.000,- Karak yang masih mentah bisa tahan disimpan dalam wadah kering dan tidak lembab selama satu tahun, sedangkan karak yang sudah matang bisa sampai satu bulan tergantung kerapatan wadah yang dipakai untuk menyimpan. Bila anda penggemar kain pantai anda juga bisa membeli kain pantai di sentral kain pantai Mojolaban . Di Solo Raya juga terdapat makam Presiden Soeharto di Astana Giribangun yang bisa anda kunjungi. Mari ke Solo bersama rental Motor dan Mobil WisataSolo 0818186285, dapatkan penawaran terbaik dari kami.